Halo, teman-teman! Pernahkah Anda merasa seperti melihat bintang-bintang atau kilatan cahaya di mata Anda tanpa alasan jelas? Jika ya, Anda mungkin pernah mengalami mata berkunang-kunang. Kondisi ini bisa membuat Anda merasa tidak nyaman, dan sering kali menimbulkan kekhawatiran. Di artikel ini, kita akan membahas beberapa penyebab umum mata berkunang-kunang dan bagaimana cara mengatasinya yang dilansir dari netizenindo.com.
1. Tekanan Darah Rendah
Tekanan darah rendah bisa menyebabkan berbagai gejala, termasuk mata berkunang-kunang. Ketika tekanan darah Anda turun drastis, aliran darah ke otak dan mata bisa berkurang, mengakibatkan efek visual seperti kilatan cahaya atau penglihatan kabur. Biasanya, ini terjadi saat Anda berdiri terlalu cepat setelah duduk atau berbaring.
2. Dehidrasi
Dehidrasi adalah penyebab umum dari berbagai masalah kesehatan, termasuk mata berkunang-kunang. Ketika tubuh kekurangan cairan, tekanan darah bisa menurun dan mengganggu fungsi normal sistem visual. Pastikan Anda minum cukup air sepanjang hari untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik.
3. Migrain
Jika Anda sering mengalami migrain, Anda mungkin juga mengalami aura visual seperti mata berkunang-kunang sebelum sakit kepala dimulai. Aura ini bisa berupa kilatan cahaya, garis zig-zag, atau titik-titik gelap di bidang penglihatan. Jika Anda mengalami migrain dengan aura, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
4. Masalah Mata
Beberapa masalah mata, seperti retinal detachment atau robekan retina, dapat menyebabkan mata berkunang-kunang. Jika Anda mendapati adanya perubahan mendadak dalam penglihatan Anda, seperti munculnya bintik-bintik hitam atau kilatan cahaya, segera periksakan mata Anda ke dokter mata untuk memastikan tidak ada kondisi serius.
5. Kelelahan Mata
Penggunaan mata yang berlebihan, seperti menatap layar komputer atau ponsel dalam waktu lama, bisa menyebabkan kelelahan mata. Kelelahan ini dapat membuat mata Anda merasa tidak nyaman dan berkunang-kunang. Cobalah istirahatkan mata Anda secara teratur dengan mengikuti aturan 20-20-20: setiap 20 menit, alihkan pandangan Anda ke objek yang berada 20 kaki (sekitar 6 meter) dari Anda selama 20 detik.
6. Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol berlebihan bisa mempengaruhi sistem saraf dan aliran darah, yang bisa mengakibatkan efek visual seperti mata berkunang-kunang. Mengurangi konsumsi alkohol dan menjaga pola makan yang sehat bisa membantu mengurangi risiko terjadinya mata berkunang-kunang.
7. Stres dan Kecemasan
Stres dan kecemasan dapat mempengaruhi kesehatan fisik secara keseluruhan, termasuk kesehatan mata. Ketika Anda merasa stres, tubuh Anda melepaskan hormon yang bisa memengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk penglihatan. Mencari cara untuk mengelola stres, seperti melalui meditasi atau olahraga, dapat membantu meringankan gejala mata berkunang-kunang.
8. Kondisi Neurologis
Beberapa kondisi neurologis, seperti epilepsi atau gangguan saraf, dapat mempengaruhi penglihatan dan menyebabkan mata berkunang-kunang. Jika Anda mengalami gejala lain yang mencurigakan atau berulang, penting untuk berkonsultasi dengan ahli saraf untuk evaluasi lebih lanjut.
9. Gangguan Pembuluh Darah
Gangguan pada pembuluh darah di sekitar mata atau otak bisa mempengaruhi penglihatan dan menyebabkan efek seperti mata berkunang-kunang. Jika Anda memiliki riwayat masalah dengan tekanan darah atau gangguan pembuluh darah, pastikan untuk memantau kondisi Anda secara rutin dan mengikuti saran dokter.
10. Efek Samping Obat
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat memengaruhi penglihatan, termasuk mata berkunang-kunang. Jika Anda baru mulai mengonsumsi obat tertentu dan mengalami gejala ini, konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk mengevaluasi kemungkinan efek samping dan mencari alternatif jika perlu.
Kesimpulan
Menurut arenajatim.com, mata berkunang-kunang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari tekanan darah rendah hingga kelelahan mata. Mengetahui penyebabnya dapat membantu Anda mengatasi dan mencegah gejala ini. Jika Anda mengalami mata berkunang-kunang yang persisten atau disertai gejala lainnya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!